Sungguh
menyedihkan dan memprihatinkan mutu moral/akhlak sebagian saudara kita yang
sebangsa, setanah air dan sebahasa Indonesia. Para calon cendikiawan (para
mahasiswa) yang tawuran (satu kampus lagi), jumlah koruptor kian bertambah,
gara-gara kalah pilkada tindakan anarkispun terjadi. Ya masih banyak lagi bila
mau diurai.
Berdasarkan
hadis Rasulullah SAW : Empat macam mutiara manusia yang dapat hilang karena
empat perkara lainnya (1) Akal dihilangkan oleh marah,(2) Agama dihilangkan
oleh hasad(dengki),(3) Malu dihilangkan oleh tamak,(4) Amal sholeh dihilangkan
oleh menggunjing.
اربعةٌ منْ
جوارح الإنسان يزيلها بأربعة أشياء:العقل يزيلها الغضب, والدين يزيلها الحسد,
والحياء يزيلها الطمع والعمل الصا يزيلها الغيبة.
1.
Akal dilangkan karena marah
Akal
merupakan salah satu hidayah Allah yang diberikan kepada manusia. Dengan akal
kedudukan manusia paling tinggi dan utama dibandingkan makhluq Allah lainnya.
Dengan akal, manusia dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan
salah, dapat membedakan yang membahayakan dan yang aman, Oleh karena pentingnya
manusia menggunakan akalnya, dalam Al Qur’an sebanyak 13 kali Allah menegur
manusia yang berpaling atas kekuasaan Allah dan tidak menggunakan akalnya
dengan kalimat Afala Ta’qilun ( افلا تعقلون ).
Akal sehat
seseorang akan hilang apabila tidak dapat mengendalikan amarahnya. Dengan
amarah, manusia tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, dengan marah
seseorang sulit membedakan yang bahaya dan tidak.
Para sarjana
kesehatan telah mencatat bahwa 60 % dari penderita sakit jiwa, TBC dan darah
tinggi adalah berasal dari orang yang mudah tersinggung. Dan ketiga penyakit
itu akan mudah disembuhkan bila sipenderita menjauhi amarahnya.
Hadis
Rasulullah SAW menyatakan; “Bukanlah orang kuat karena menang bertarung, tapi
orang kuat ialah yang mampu menahan amarahnya”
ليس الشديد
بالصرعة إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب (رواه البخاري ومسلم)
Hadis
Rasulullah SAW lainnya: menyatakan Wahai Mu’awiyah jauhilah dirimu dari sifat
amarah, sesungguhnya amarah itu merusak iman, sebagaimana jadam merusak madu”
يا
معاوية إياك والغضب فإنّ الغضب يفسد الإيمان كما الصبر العسل (رواه البيهاقي وابن
عساكر)
2.
Agama hilang karena hasud.
Hasud atau
dengki adalah sikap batin yang tidak senang kepada orang lain yang mendapat
kenikmatan, sekaligus mengharapkan hilangnya kenikmatan itu dari pemiliknya.
Panyakit ini merupakan penyakit tertua, karena sejak manusia pertama ada dimuka
bumi, penyakit ini sudah ada. Kita ingat peristiwa dibunuhnya Habil oleh Qabil
(putranya Nabi Adam) karena sifat dengki.
Dalam
AlQur’an telah diperingatkan oleh Allah:” Janganlah kamu iri hati terhadap apa
yang dikaruniakan Allah kepada sebagian orang lain lebih banyak dari sebagian
yang lain”( Annisa 32)
وَلاَ
تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
Firman
Alloh dalam surah Az-zukhruf ayat 32:”Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat
Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain
beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang
lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
أَهُمْ
يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضاً سُخْرِيّاً وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا
يَجْمَعُونَ ﴿٣٢﴾
Hadis
Rasulullah SAW memperingatkan: Hasud itu memakan/menghilangkan kebaikan
sebagimana api membakar kayu yang kering”(HR. Ibnu Majah)
الحسد يأكل
الحسنات كما تأكل النار الخطب
Berdasarkan
sabda Rasulullah SAW boleh hasad terhadap dua hal yakni (1) terhadap seseorang
yang mampu mengamalkan isi kandungan Al Qur’an siang dan malam (2) terhadap
seseorang yang senantiasa menginfakkan dan bersedekah dari sebagian harta
kekayaannya siang dan malam.
لا حسد إلا
قي إثنين: رجل اتاه الله القران فهو يقوم به أناء الليل وأناء النهار, ورجل أتاه
نالا ينفقه أناء الليل وأناء النهار (رواه الشيخان)
3.
Malu hilang karena sifat tamak( Thoma’)
Tamak adalah
sikap batin yang menginginkan agar kenikmatan yang ada pada orang lain pindak
kepada dirinya. Dengan kata lain seseorang tidak merasa puas dengan apa
yang telah dimiliki. Bila kita perhatikan kata tama’ berasal dari bahasa
Arab yang terdiri dari huruf Tho (ditengahnya berlobang), huruf kedua
Mim(ditengahnya juga berlobang), dan berakhir dengan Huruf ‘Ain (yang
menganga). Dengan falsafah huruf-huruf tersebut, bahwa sifat thamak pada
akhirnya tidak akan mendapat apa-apa kecuali penyesalan/sia-sia.
Dengan sifat
Thoma’ seseorang tidak akan malu melakukan tindakan-tindakan yang melawan hokum
agama dan negara, social kemasyarakatan dan keagamaan dan etika.
Hadis Nabi
menyatakan : Al Haya’u minal Iman” (malu itu sebagian dari iman)
Hadis lain
menyatakan” Al Haya’u la ya’ti illa bi khair’( Malu itu tidak datang
kecuali dengan kebaikan) Maksudnya malu itu pasti mendatangkan kebaikan bagi
seseorang.
Hadis lain
menyatakan: “Sekiranya malu itu ada pada seseorang, pasti dia adalah orang yang
sholeh. Sebaliknya bila sifat malu itu tidak ada pada seseorang dia termasuk
orang tidak baik.
“Law kaanal
hayaa’u rajulan lakaana rajulan sholuhan, walau kaanal fakhsyu
rajulan lakaana rajulan suu’an”
4.
Amal shaleh akan terhapus oleh gunjingan
Menggunjing
adalah salah satu sifat jelek manusia dan dapat menimbulkan permusuhan. dan
menghilang amal soleh.
Menggunjing(ghibah)
adalah menyebutkan seseuatu yang ada pada seseorang, yang membuatnya tidak
senang atau marah. “Zikruka akhaaka bima yakrahu”
Sesuatu yang
diceritakan itu benar-benar terjadi atau tidak terjadi sama sekali keduanya
termasuk menggunjing.
Sifat
menggunjing termasuk sifat yang dapat menimbulkan bahaya dan dampak yang
bahaya, Allah telah memperingatkan dalam surah Al Hujurat ayat 12”
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ
أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢﴾
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”
Jadi dapat
disimpulkan bahwa empat mutiara manusia berupa:
- Akal, yang menggambarkan pemikiran
dan tindakan rasional seseorang akan hilang karena marah-marah, emosional;
- Agama, nilai-nilai agama yang
ada para seseorang akan terabaikan karena sifat hasad dan iri-dengki,
sehingga berusaha saling menjatuhkan dan merendahkan.
- Rasa malu, akan terabaikan
karena faktor ketamakan akan harta dan jabatan, sehingga tidak pandang
lawan-kawan, halal -haram, legal-illegal;
- Amal shaleh, akan terhapus atau
tidak memiliki investasi apa-apa di sisi Alloh SWT karena faktor gunjingan
yang sangat membahayakan rasa keakraban, persatuan dan persaudaraan.
Dengan demikian Islam sangat mementingkan kedamaian dan keakraban dalam
masyarakat.