tamanjernih TamJerhttps://tamanjernih.blogspot.com/

Kamis, 30 Agustus 2018

Hati seorang pendosa tetap menyimpan hasrat untuk ke syurga.

       
tamanjernih.blogspot.com
      Kemaksiatan memang harus kita benci dan hindari, tetapi yang berbuat maksiat harus tetap kita dekati dengan niat mengajaknya kembali ke jalan yang Allah ridhoi.
Oleh karenanya, jangan membenci siapapun yang kini masih dalam kemaksiatan, jangan menjudge, jangan pula menghinanya dengan kata-kata yang tidak pantas, sungguh disudut hati seorang pendosa, dia tetap menyimpan hasrat untuk ke syurga.



Jangan Terlalu Mencibir Dia yang Masih Bermaksiat, Sebab Kitapun Tak Tahu Kapan Allah Akan Membolakkan Hatinya Agar Bertaubat.
Sekali lagi, jangan terlalu mencibir dia yang sekarang masih bermaksiat, tidak usah menerakakannya hanya karena kita tahu bahwa dia tengah bermaksiat, sebab kitapun tidak tahu kapan Allah akan membolakkan hatinya agar bertaubat.

Yang Dilakukannya Biarkan Saja Menjadi Urusan Allah, Kita Tidak Perlu Ikut Andil Dalam Menghakiminya. Tentang dosa yang dilakukannya biarkan saja menjadi urusan Allah, kita tidak perlu ikut andil dalam menghakiminya, apalagi sampai memandang najis ketika dekat-dekat dengannya.
 Sungguh, ketika orang lain melakukan sesuatu yang Allah benci, tugas kitalah yang harus membuatnya sadar akan apa yang dikakukannya saat ini.

Daripada Sibuk Men-Judge yang Dilakukannya, Lebih Baik Kita Doakan Saja Dia Agar Segera Mendapat Hidayah
Tetapi jika kita memang tidak bisa mengajaknya kembali pada jalan yang benar, maka doakan saja dia dengan banyak kebaikan.
Iya, daripada kita sibuk menjudge apa-apa yang dilakukannya, maka lebih baik kita doakan saja dia agar segera mendapat hidayah.

Sungguh Doa Baik Kita Lebih Menjamin Kebaikan Untuknya, Daripada Cibiran yang Hanya Akan Menimbulkan Kebencian
Karena sungguh doa baik kitalah yang aka menjamin sebuah kebaikan untuknya, daripada sebuah cibiran yang hanya akan menimbulkan kebencian.
Kebencian? iya, sebuah kebencian pasti akan hadir dicelah hati siapapun yang dicibir, dihina, atau bahkan direndahkan, sekalipun dia orang yang bersalah sekalipun.

 Jika Memang Kita Tidak Ada Daya Untuk Mengajaknya Kembali Ke Jalan yang Benar, Maka Luangkanlahlah Waktu Berdoa yang Baik Untuknya
Oleh karenanya, jika memang kita tidak ada daya untuk mengajaknya kembali ke jalan yang benar, setidaknya jangan membuatnya makin merasa terasingkan dengan celaan kotormu.
Dan lebih baik kamu berdoa kebaikan untuknya, sebab yang demikian memang dianjurkan sebagai hamba yang mengaku bahwa dirinya adalah saudara seiman dan seislam.

By : humairoh.com on tamanjernih.blogspot.com

Selasa, 07 Agustus 2018

Bersikap Bijak dan Jalin Ukhuwah Terhadap Sesama

Jangan menilai orang lain hanya sebatas luarnya, hanya sebatas penampilannya, dan hanya sebatas cuplikan hidupnya sesaat. Karena buruk dimatamu belum tentu buruk dimata orang lain.

Maka kenalilah hatinya sebelum kau berbicara banyak tentangnya, sebab itu memang lebih baik dan lebih benar dalam hidup bersoasialisasi dibuminya Allah ini.
Yang terlihat oleh matamu belum tentu benar, sebab penampilan luar semata kadang mengecoh, maka hati-hatilah menaruh prasangka tentang hidup seseorang agar hidupmu tak terjerumus pada hal-hal yang merugikan, seperti halnya berprasangka buruk, menvonis, dan menfitnah.

Terlihat buruk diluar belum tentu hatinya buruk, maka pandailah berhusnuddzan! Dan yang baik diluar belum tentu hatinyapun baik.
Maka kenalilah hatinya terlebih dahulu sebelum kau memberi lebel pada hidup orang lain, agar kau tak salah mengerti dalam bersosialisasi, atau tak salah dalam menjalin ukhuwah dalam antar sesama.


Fahami Sikap Dan Perilakunya, Maka Kau Akan Tahu Bagaimana Dirinya Yang Sebenarnya
Berhentilah Berprasangka Dengan Sebatas Pikiran Sesaat, Bila Tidak Kau Akan Tersekat Oleh Perihnya Rasa Berburuk Sangka

Maka, berhentilah berprasangka dengan sebatas pikiran sesaat, bila tidak kau akan akan tersekat oleh perihnya rasa buruk sangka.
Tela’ahlah Hatinya, Maka Kau Akan Tahu Bagaimana Caranya Bersikap Bijak Terhadap Sesama


Fahami sikap dan perilakunya, maka kau akan tahu bagaimana dirinya yang sebenarnya, jangan pandang keadaan luarnya saja.
Karena jika demikian maka kau akan hidup dengan perasaan yang terbiasa menaruh prasangka sembarangan pada hidup orang lain, dan hal itu hanya akan menyulitkanmu kelak dihadapan Allah, mengapa?
Sebab hatimu tak bisa kau kendalikan dengan baik, dan tentu semua itu akan kau pertanggung jawabkan dihadapan-Nya.

Bagaimana keadaan hati yang senantiasa berburuk sangka? Yaitu ia akan mengundang penyakit-penyakit hati yang lain, seperti halnya menggunjing, menfitnah, dan menvonis.
Dan bila telah demikian maka tentu hati akan mati karena sudah banyaknya keburukan yang bersarang dalam hati, sehingga tak ada lagi ruang untuk menampung hidayah.
Oleh karena itu saat kau mengenal orang lain, senantiasalah lihat bagaimana hatinya, bukan lihat penampilan luarnya semata.

Tela’ahlah hatinya, maka kau akan tahu bagaimana caranya bersikap bijak terhadap sesama, dan kau akan sadar bahwa menjalin ukhuwah dengan sesama itu indahnya sangat mengangumkan.


By: Humairoh.com on Tamanjernih@blogspot.com

Senin, 06 Agustus 2018

Viral Belum Tentu Sebuah Kebenaran

       Baikkah Menilai kebenaran dari ‘Informasi Viral’? 
‘viral’ atau ‘tidak viral' menjadi ukuran sebuah kebenaran. Mereka meyakini viral membuktikan informasi itu layak atau tidak dipercayai. 

Mari kita renungkan Kisah Aisyah pada zaman Rasulullah!!Jika kita merujuk pada masa Rasulullah, ada kejadian-kejadian yang 'viral' dalam masyarakat saat itu. Salah satunya tentang kabar perselingkuhan Siti Aisyah. Saking viralnya, rasul sampai pusing memikirkan hal itu. Aisyah pulang ke rumah orang tuanya dan menangis berhari-hari.Abdullah ibn Ubay salah seorang dari kaum Khozroj yang sudah dianggap sahabat oleh rasul menyebarkan gosip itu dengan cepat setelah menjadi yang pertama melihat kedatangan Aisyah bersama Shafwan. Padahal dia baru saja dapat pengampunan setelah memprovokasi kaum suku ansor dan Muhajirin. Selain itu disebut pula nama Misthah, selain itu saudara perempuan Zainab binti Jaheyin, Hasdan ibn Tsabit dan orang orang baik dari suku Ansor mau pun Muhajirin.Kabar itu viral atau menyebar dengan cepat. Mungkin kalau sudah ada media sosial lebih cepat lagi. Namun, apakah kemudian karena kabar itu viral lantas perselingkuhan Aisyah dengan Shafwan terbukti? Tentu tidak.

Rasul dan sahabatnya yang lain awalnya hanya mencari tahu dan mengonfirmasi orang-orang disekitar Aisyah. Padahal tak sedikit yang senang dengan gosip itu, sebab persaingan antar istri atau antar suku yang dekat dengan rasul. Rasul pun menyuruh Aisyah bertobat, tapi perempuan itu menolak. Sebab menurutnya tidak perlu bertaubat mengenai perbuatan yang tidak dilakukannya.
Akhirnya di hadapan khalayak Muhammad bersama Aisyah mengumumkan bahwa orang-orang tidak perlu meributkan kondisi rumah tangganya. Sembari mengonfirmasi kejadian sebenarnya. Meski pun begitu Muhammad mempersilakan orang bertanya. Aisyah pun menceritakan bagaimana cerita sebenarnya.

Awalnya saat rombongan akan pergi meninggalkan perkemahan, Aisyah keluar dari sekedupnya sejenak untuk buang hajat. Tapi setelah akan ikut rombongan dia menyadari kalungnya hilang. Lantas dia mencarinya dalam waktu lama. Namun, pengawal mengira Aisyah ada dalam sekedupnya dan mengangkatnya kemudian menggiring untanya pulang. Ketika Aisyah pulang dia tidak mendapati siapa-siapa. Lantas dia pulang ke perkemahan berharap pengawal akan kembali menjemputnya. Namun dia tertidur. Hingga datanglah Shafwan dan Dzakwan yang juga tertinggal di belakang pasukan. Lantas menemukan Aisyah tertidur dan kemudian mengajaknya pulang.
Awalnya Aisyah tak tahu gosip yang merundung dirinya. Tapi setelah mendengar kabar itu Aisyah menangis berhari-hari. Muhammad pun berdoa memohon wahyu mengenai kasus tuduhan perselingkuhan Aisyah ini. Tubuhnya berkeringat dan berdiam diri cukup lama, hingga akhirnya sampai lah sebuah wahyu untuk menjawab kondisi tersebut. Dia tersenyum setelah wahyu itu tiba.

Berikut ini isi wahyu itu sebagian di kutip:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyebarkan berita bohong itu adalah dari kalian semua. Janganlah kalian menduga, berita bohong itu jelek bagi kalian. Bahkan justru baik bagi kalian semua. Tiap-tiap orang dari kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan dosa yang diperbuatnya. Dan orang yang mengambil peranan besar dalam penyebaran berita bohong itu maka baginya azab yang pedih”.
“Ketika kalian menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kalian mengatakan suatu pembicaraan yang tidak kalian ketahui, itu juga berarti kalian menganggap semua itu enteng-enteng saja. Padahal berita bohong itu besar di sisi Allah,” kata Muhammad.

Umat yang hadir tentu riuh rendah. Bahkan Abu Bakar meengancam tidak aka menafkahi tetangganya yang miskin karena turut menyebarkan berita bohong. Tapi Muhammad mengatakan sahabatnya tidak boleh melakukan itu. Maka saat itu Abu Bakar mengurungkan niatnya.
Nah, jika rasul saja melaknat berita bohong serta penyebarnya yang hanya ikut-ikutan atau memang penyebar, apakah lantas kita menganggap informasi viral itu sebuah kebenaran? Padahal tidak pernah ada konfirmasi atau tabbayun.
Apa yang viral belum tentu sebuah kebenaran. Sebab tak semua kebenaran bisa viral.

by;Medium on Tamanjernih@blogspot.com

Sabtu, 21 April 2018

PANDUAN MENGELUARKAN ZAKAT FITRAH


1.       Diriwayatkan dari Ibnu Umar t.ia berkata : Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah dari bulan Ramadhan satu sha' dari kurma, atau satu sha' dari sya'iir. atas seorang hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslilmin. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
2.       Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata ; Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu sha' dari sya'iir atas seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin dan beliau memerintahkan agar di tunaikan / dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat 'ied. (H. R : Al-Bukhary, Abu Daud dan Nasa'i)
3.       Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw telah memfardhukan zakat fithrah untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan keji dan untuk memberi makan orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan zakat fithrah). (H.R : Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni)
4.       Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda : Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh keluarga) (H.R : Al-Bukhary dan Ahmad)
5.       Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah sw. memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fithrah unutk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu). (H.R : Daaruquthni, hadits hasan)
6.       Artinya : Diriwayatkan dari Nafi' t. berkata : Adalah Ibnu Umar menyerahkan (zakat fithrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima zakat fithrah / amil) dan mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fithrah sehari atau dua hari sebelum 'iedil fitri. (H.R.Al-Bukhary)
7.       Diriwayatkan dari Nafi' : Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang mengeluarkan zakat fithrah kepada petugas yang kepadanya zakat fithrah di kumpulkan (amil)  dua hari atau tiga hari sebelum hari raya fitri. (H.R: Malik)

KESIMPULAN
Hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa :
1         Wajib bagi tiap kaum muslimin untuk mengeluarkan zakat fithrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. (dalil : 1,2 dan 5)
2         Yang wajib mengeluarkan zakat fithrah adalah yang mempunyai kelebihan dari keperluan untuk dirinya dan keluarganya. (dalil : 4)
3         Sasaran zakat fithrah adalah dibagikan kepada kaum miskin dari kalangan kaum muslimin. (dalil : 3)
4         Zakat fithrah dikeluarkan dari makanan pokok (di negeri kita adalah beras) sebanyak lebih kurang 3,1 liter untuk seorang. (dalil : 1 dan 2)
5         Cara menyerahkan zakat fithrah adalah sebagai berikut :
a         Bila diserahkan langsung kepada yang berhak (fakir miskin muslim) waktu penyerahannya adalah sebelum shalat 'ied yakni malam hari raya atau setelah shalat Shubuh sebelum shalat 'iedul fitri. (dalil : 2 dan 3)
b         Bila diserahkan kepada amil zakat fithrah (orang yang bertugas mengumpulkan zakat fithrah), boleh diserahkan tiga,dua atau satu hari sebelum hari raya 'iedul fitri. (dalil : 6 dan 7)
6.       Zakat fithrah disyari'atkan untuk membersihkan pelaksanaan shaum Ramadhan dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji di waktu shaum. (dalil : 3)