tamanjernih TamJerhttps://tamanjernih.blogspot.com/

Jumat, 20 April 2018

Antara Sabar Dan Mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

Senin, 09 April 2018

Cara Mengenal Antibiotik dan Resistensi Antibiotik

Antimikroba merupakan obat untuk memberantas infeksi yang disebabkan oleh mikroba pada manusia. Sedangkan antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh fungi mau pun secara sintetik yang dapat menghentikan perkembangan bakteri dan mikrorganisme lainnya (Utami,2011).

Definisi antibiotik

Antibiotik merupakan salah satu obat ampuh bagi masyarakat untuk mengatasi berbagai penyakit. Antibiotik merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai macam studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat, contohnya untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. (Hadi, 2009).
Antibiotik merupakan sebuah substansi kimia yang bisa kita dapatkan dari macam-macam spesies mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotik terdapat banyak di alam yang memiliki peranan penting dalam mengatur populasi mikroba dalam air, tanah, kompos, dan limbah.
Antibiotik memiliki susunan kimia dengan cara kerja yang berbeda, maka daro itu antibiotik mempunyai kuman standar tertentu. Dari berbagai jenis antibiotik yang telah ditemukan, hanya beberapa saja yang tidak toksik untuk dipakai dalam pengobatan.

Sejarah antibiotik

Sejarah antibiotik dimulai sejak dahulu kala. Dimulai dari peradaban Yunani dan Aztec dimana digunakannya filix max atau pakis pria dan minyak chenopodi sebagai obat cacing. Dan masih banyak pengobatan-pengobatan tradisional yang menggunakan fitroterapi dengan cara coba-coba. Tetapi, pada abad ke 16 diterapkan pengobatan sifilis pertama menggunakan air raksa (Tjay & Raharja, 2008).
Meskipun demikian, penemuan antibiotik pertama baru terjadi pada tahun 1910 dimana Paul Erlich menemukan antibiotik untuk infeksi mikroba yang disebut sebagai magic bullet. Antibiotik pertama itu merupakan salvarsan untuk melawan sipilis. Penemuan brilian itu kemudian diteruskan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 yang menemukan penisilin. Kemudian, Gerhard Domagk menjadi pembuka jalan bgi penemuan obat anti TB. Tahun 1943, anti TB pertama yaitu streptomycin ditemukan oleh Wakzman dan Schatz. Sesudah itu, antibiotik semakin dikenal (Utami, 2011).
Antibiotik awalnya berasal dari bakteri yang telah dilemahkan. Bakteri tersebut kemudian dapat membunuh bakteri lain yang ada dalam tubuh makhluk hidup. Mikroba terutama jamur adalah penghasil antibiotik yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan dari mikroba lain (Nastiti,2011).
Namun, bakteri kian resisten terhadap antibiotik seiring dengan berjalannya waktu. Sekitar tahun 1950 muncul jenis bakteri baru yang tidak dapat dilawan oleh penisilin. Tapi berkat inovasi dari para ilmuwan antibiotik baru semakin banyak ditemukan. Tetapi pada akhir 1960, kurangnya penemuan membuat dunia khawatir akan semakin banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Hingga pada tahun 1999 ilmuan berhasil mengembangkan antibiotik baru namun sedikit terlambat karena sudah banyak bakteri yang resisten (Borong, 2012).

Klasifikasi Antibiotik

Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
  1. Merusak bagian dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan vankomisin.
  2. Menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
  3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain, trimetoprim dan sulfonamid.
  4. Mempengaruhi metabolisme asam nukleat antara lain, kuinolon, nitrofurantoin
Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya, yaitu:
1. Bakterisid
Antibiotika yang bekerja secara aktif untuk membasmi kuman, seperti sefalosporin, penisilin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , rifampisin, polipeptida, isoniazid dan masih banyak lagi.
2. Bakteriostatik
Merupakan antibiotik yang tidak bisa memusnahkan kuman, antibiotika bakteriostika ini hanya dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan kuman, sehingga pembasmian kuman hanya tergantung pada daya tahan tubuh. Sulfonamida, linkomisin, tetrasiklin, eritromisin, kloramfenikol, trimetropim, makrolida, asam paraaminosalisilat, dan klindamisin termasuk ke dalam golongan ini (Kemenkes, 2011).
Pertumbuhan bakteri biasanya dipengaruhi oleh berbagai jenis zat kimia dalam lingkungan, karena pengaruh zat kimia, maka biasanya bakteri akan seperti bergerak menuju atau bahkan menjauhi zat kimia tersebut. Hal tersebut terjadi apabila bakteri-bakteri tersebut tertarik dan bergerak mengarah pada zat kimia atau biasa disebut chemotaxis positif. Dan apabila sebaliknya, maka biasanya disebut dengan chemotaxis negatif. Apabila terdapat bakteri yang tidak bergerak biasanya disebut chemotropis (Zang, 2007).

Daya kerja antibiotik

Daya kerja antibiotik dikategorikan ke dalam 4 cara, yaitu:
1. Hambatan sintesis dinding sel
Obat antibiotik dapat menghambat sintesis dinding sel dari mikroba, terutama bagi bakteri sefalosporin, basitrasin, penisilin, ristoferin, dan vankomisin.
2. Hambatan fungsi selaput sel
Salah satu contohnya yaitu amfoterisin B, kolistin, nistatin, polimiskin.
3. Hambatan sintesis protein
Hambatan sintesis protein diantaranya yaitu,
  1. Eythromisin
  2. Khlorampenikol
  3. Linkomisin
  4. Tetrasiklin
  5. Neomisin
  6. Streptomisin
  7. Netilmisin
  8. Tobramisi
  9. Makrolida
  10. Klindasimin
  11. Mupirosin
  12. Spektinomisin
4. Hambatan sintesis asam nukleat
Antibiotik yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah asam nalidiksat, rifampin, trimetoprin, sulfonamid, primetamin, dan novobiosin (Murray, 1995).
5. Hambatan enzim esensial dalam metabolisme folat
Beberapa antibiotik yang dapat digolongkan sebagai enzim yang bekerja sebagai penghambat enzim esensial dalam metabolisme folat adalah sebagai berikut :

Resistensi Antibiotik

Kemudian, antibiotik dapat menjadi resisten dengan ciri antibiotik tersebut tidak terhambat pertumbuhannya ketika diberikan antibiotik secara sistemik dalam dosisi normal yang semestinya dapat menghambat pertumbuhan bakteri itu. Sedangkan, ada suatu fenomena yang disebut dengan multiple drugs resistance yang merupakan kondisi ketika seseorang resisten terhadap dua atau lebih obat maupun klasifikasi obat. Lalu ada pula cross resistance yang merupakan resistensi suatu obat yang diikuti dengan obat lain meskipun tidak berhubungan (Tripathi, 2003).
Penyebab dari resistensi antibiotik ini terjadi karena penggunaannya yang berlenihan dan irasional. Bahkan, 40% dari penggunaan antibiotik ini dipakai untuk hal yang kurang tepat seperti infeksi virus.
Selain itu, berikut beberapa faktor yang membuat resistensi itu terjadi :
  1. Penggunaan yang kurang tepat
  2. Berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien
  3. Peresepan dalam jumlah besar yang tidak terlalu penting
  4. Penggunaan monoterapi daripada menggunakan terapi kombinasi
  5. Perilaku hidup kurang sehat
  6. Adanya infeksi endemic atau pun epidemic
  7. Promosi besar-besaran yang menimbulkan salah persepsi di kalangan orang awam
Tamanjernih n' GudangIlmuFarmasi
"Semoga Bermanfaat"