tamanjernih TamJerhttps://tamanjernih.blogspot.com/

Jumat, 11 November 2011

Dekat dengan Guru Cegah Anak Berperilaku Agresif


Hubungan yang baik antara guru dengan murid ternyata dapat melindungi anak dari ekspresi agresi atau pun korban dari agresi. Agresi adalah tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan tertentu.
Temuan ini dipublikasikan dalam journal Child Development, berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa kelas satu di Kanada. Penelitian diigagas para ahli dari University of Quebec di Montreal, Laval University, University of Alabama, University of Montreal, dan University College Dublin.
"Perilaku agresif pada anak sebagian diketahui karena ada faktor genetik, namun pengaruh genetik terhadap perilaku biasanya tidak bersifat independen (sendiri), melainkan juga ada pengaruh lingkungan," kata Mara Brendgen, profesor psikologi dari University of Quebec, Montreal, Kanada sekaligus sebagai pemimpin penelitian
Para peneliti mempelajari 217 pasang anak kembar identik di Kanada dan kembar fraternal (non-identik) pada usia 7 tahun untuk menyelidiki hubungan antara nature (bawaan alami) dan nurture(pengasuhan) terkait penyebab agresi pada anak. Pasangan kembar tersebut tidak berada pada kelas yang sama, dan memiliki guru yang berbeda dan teman sekelas yang berbeda.
Studi ini menemukan bahwa anak yang secara genetik rentan menunjukkan agresi cenderung menyerang teman-teman sekelasnya. Namun, anak-anak tersebut dapat terhindar dari tingkah laku agresif jika mereka memiliki hubungan yang sangat baik dengan guru mereka - sebuah hubungan yang hangat, penuh kasih sayang dan terbuka dalam komunikasi.
"Hubungan anak dengan guru dan teman sebaya di sekolah memainkan peran penting dalam membentuk perilaku sosial mereka," kata Brendgen.
"Studi kami menemukan bahwa hubungan yang baik dengan guru dapat melindungi anak-anak terhindar dari perilaku agresif dan menjadi target perilaku agresif dari anak-anak lain," lanjutnya

Cek Kesehatan Sebelum Menikah Penting untuk Bayi

Selain untuk mewaspadai penyakit keturunan dan penyakit menular seksual (PMS), pre marital medical check up atau periksa kesehatan sebelum menikah dilakukan sebagai perlindungan bagi bayi yang akan lahir.

"Pre Marital Medical Check Up sangat penting, minimal setahun sebelum menikah. Apabila dia terdeteksi penyakit Rubela, dan Hepatitis, agar bisa dicegah sedini mungkin," jelas Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K) di Jakarta.
 
Rubela adalah virus yang mengakibatkan cacat kepada bayi dan menyerang jabang bayi saat dalam kandungan. Ini terjadi bila si Ibu tidak memiliki imunitas kuat sebagai perlindungan. Bila sudah tertular tindakan medis adalah menyelamatkan si bayi atau ibunya. "Dan si Ibu baru boleh hamil setahun kemudian, ini juga dikenakan kepada penyandang hepatitis,"  

Setelah sang Ibu terdeteksi hepatitis, maka si Ibu diwajibkan menerima vaksinasi dan barulah setahun kemudian diperbolehkan mengandung.

Lebih detail Dwiana menjelaskan sekalipun tidak jadi menikah pre marital medical check up itu bermanfaat untuk si Ibu. Sebagai antisipasi terserangnya berbagai penyakit tersebut. "Kalaupun baru menyadari pentingnya pre marital medical check up sementara pernikahan tinggal tiga bulan lagi, ya tidak apa-apa," tegasnya.

Pre marital medical check up bisa dilakukan di rumah sakit, klinik dan puskesmas. "Biasanya setiap KUA memberikan rujukan rumah sakit untuk pemeriksaan itu"

Untuk mereka yang akan menikah ada baiknya saling mendukung, artinya baik perempuan maupun lelaki memeriksakan dirinya masing-masing. Karena bisa jadi benih penyakit ada di dalam tubuh pria. "Jadi ada istilahnya penyakit ping pong. Si perempuan sudah sembuh namun karena si lelaki tidak intens berobat, maka sakitnya timbul lagi dan menularkan ke perempuan,

Cek Kesehatan Pranikah, Haruskah?


Tahun ini, jumlah penduduk dunia diprediksi menembus angka tujuh miliar jiwa. Sebagai negara keempat terbesar di dunia, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 per tahun, jumlah penduduk Indonesia pada 2011 sudah 241 juta. Kalau yang lahir adalah bayi-bayi yang sehat, tidak masalah. Kalau sebaliknya? Bisa menjadi beban keluarga, masyarakat, dan negara.
Karena itulah diperlukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. "Tujuan pernikahan antara lain untuk memperoleh buah hati yang unggul. Dengan pemeriksaan ini, akan terlihat benih dari calon suami maupun istri, apakah campuran dari kedua bibit ini bisa menghasilkan benih buah yang unggul atau tidak," ungkap Dr.Handrawan Nadesul.
Diungkapkan, semakin berbeda ras dan kebudayaan, semakin bagus senyawa yang terbentuk pada keturunan nantinya. Sebaliknya, jika masih dekat garis darah, kemungkinan melahirkan anak cacat lebih besar.
Selain itu, dijumpainya penyakit atau kelainan tertentu namun tidak disembuhkan lebih dulu, bisa "membahayakan" perkawinan. Masing-masing pihak akan saling menyalahkan. Bukan itu saja, kondisi tersebut juga bisa membahayakan calon bayi yang dikandung.
Enam bulan sebelum
Tujuan lain dari pemeriksaan kesehatan pranikah adalah supaya calon ibu dan ayah dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat agar anak yang dikandung tergolong anak unggul, tak kurang apa pun dalam tumbuh kembangnya.
Konsep foetal programming, seperti pernah dituliskan Dr.Handarawan, berarti mengupayakan agar program menciptakan anak unggul sudah dimulai sejak sebelum menikah.
Mereka yang sudah mengetahui dalam diri dan keluarganya terdapat riwayat talasemia, hemofilia, atau masalah terkait darah lainnya, sebaiknya mengecek kesehatan sebelum menikah agar anak dengan gangguan darah batal terbentuk. Demikian pula yang memiliki masalah kesehatan termasuk diabetes, kanker, buta warna, atau gangguan jiwa.
Ia merekomendasikan calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan enam bulan sebelum menikah. Hasil pemeriksaan kesehatan pranikah sekaligus dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya rhesus negatif, kelainan pada darah, penyakit autoimun, kelainan kromosom, atau ada tidaknya riwayat keluarga dan cacat bawaan.

TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT


Diumumkan/dinyatakanMenteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 seluas 1.484.650 Ha.
DitunjukMenteri Kehutanan, SK. N0. 192/Kpts-II/1996 dengan luas 1.386.000 ha
LetakProp. Sumatera Barat, Prop. Jambi, Prop. Bengkulu, Prop. Sumatera Selatan
Temperatur Udara07° - 28° C
Curah HujanRata-rata 3.000 mm/tahun
Ketinggian Tempat500 - 3.805 m dpl.
Taman Nasional Kerinci Seblat terletak di 4 wilayah propinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara geografi Taman Nasional Kerinci Seblat terletak pada 100°31'18" - 102°44' Lintang Timur dan 17'13" - 326'14" Lintang Selatan.
Luas Taman Nasional Kerinci Seblat (hasil tata batas) ditetapkan seluas 1.368.000 Ha dengan perincian:
  • seluas 353.780 Ha (25,86%) terletak di Propinsi Sumatera Barat;
  • seluas 422.190 Ha (30,86%) terletak di Propinsi Jambi;
  • seluas 310.910 Ha (22,73%) terletak di Propinsi Bengkulu; dan
  • seluas 281.120 Ha (20,55%) terletak di Propinsi Sumatera Selatan.
Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat tersebar di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa.
Dalam sejarah pembentukannya, taman nasional ini merupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya.
Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat pentingnya peranan kelompok hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman Nasional Kerinci Seblat