tamanjernih TamJerhttps://tamanjernih.blogspot.com/

Selasa, 05 Maret 2013

KODE ETIK GURU INDONESIA


PEMBUKAAN
 Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab.
Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru Indonesia memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru Indonesia adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik, yang dalam melaksankan tugas berpegang teguh pada prinsip ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip tersebut guru Indonesia ketika menjalankan tugas-tugas profesionalnya dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional  sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan dengan bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kondisi seperti itu bisa mengisyaratkan bahwa guru dan profesinya merupakan komponen kehidupan yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini sepanjang zaman. Hanya dengan pelaksanaan tugas guru secara profesional hal itu dapat diwujudkan eksitensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat dan dihormati dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia ini.
Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif dan produktif sebagai aset nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan dimasa datang.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri bangsa.

BAGIAN SATU
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
Pasal 1

(1)  Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
(2)  Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pasa ayat (1) pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.
Pasal 2
(1)  KodeEtik Guru Indonesia merupakanpedomansikapdanperilakubertujuanmenempatkan guru sebagaiprofesiterhormat, mulia, danbermartabat yang dilindungiundang-undang.
(2) KodeEtik Guru Indonesia berfungsisebagaiseperangkatprinsipdannorma moral yang melandasipelaksanaantugasdanlayananprofesional guru dalamhubungannyadenganpesertadidik, orangtua/walisiswa, sekolahdanrekanseprofesi, organisasiprofesi, danpemerintahsesuaidengannilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dankemanusiaan.

BAGIAN DUA
Sumpah/Janji Guru Indonesia
Pasal 3
(1)  Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia  sebagai pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
(2)  Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.
(3)  Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara satuan pendidikan.
Pasal 4
(1)  Naskahsumpah/janji guru Indonesia dilampirkansebagaibagian yang tidakterpisahkandariKodeEtik Guru Indonesia.
(2)  Pengambilansumpah/janji guru Indonesia dapatdilaksanakansecaraperoranganataukelompoksebelummelaksanakantugas.
  
BAGIAN TIGA
Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional
Pasal 5
KodeEtik Guru Indonesia bersumberdari:
(1)  Nilai-nilai agama  dan Pancasila.
(2)  Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.  
(3)  Nilai-nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah. emosional, intelektual, sosial, dan spiritual, 


Pasal 6

(1)   Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

a.    Guru berprilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b.   Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
c.    Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual  dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
d.    Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
e.    Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
f.     Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
g.   Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h.   Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
i.     Guru menjunjung tinggi harga diri,  integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya.
j.     Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k.   Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
l.     Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m.  Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
n.   Guru tidak membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o.    Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
p.   Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Murid :
  1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orangtua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
  2. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.
  3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orangtua/walinya.
  4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
  5. Guru bekomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.
  6. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi denganya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita  anak atau anak-anak akan pendidikan.
  7. Guru tidak melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
 (3)  Hubungan Guru dengan Masyarakat :
  1. Guru menjalin  komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
  2. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
  3. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
  4. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat profesinya.
  5. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.
  6. Guru mememberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
  7. Guru tidak membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat.
  8. Guru tidak menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupan bermasyarakat.

(4) Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat:
a.   Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
b.   Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses pendidikan.
c.    Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif.
d.  Guru menciptakan suasana kekeluargaan di didalam dan luar    sekolah.
e.     Guru menghormati rekan sejawat.
f.      Guru saling membimbing antar sesama rekan sejawat.
g.    Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.
h.   Guru  dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.
i.     Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat profesional berkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.
j.    Guru membasiskan-diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.
k.   Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
l.    Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidak mengeluarkan pernyataan-keliru berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi  sejawat atau calon sejawat.
n.   Guru tidak melakukan  tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan marabat pribadi dan profesional sejawatnya.
o.   Guru tidak mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p.   Guru tidak membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q.   Guru tidak menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
(5)  Hubungan Guru dengan Profesi :
a.   Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.
  1. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkan.
c.   Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
  1. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas profesional dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
  2. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
  3. Guru tidak melakukan  tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya.
  4. Guru tidak menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
  5. Guru tidak mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
(6)  Hubungan Guru dengan Organisasi Profesinya :
  1. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.
  2. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan.
  3. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.
  4. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
  5. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
  6. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
  7. Guru tidak mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
  8. Guru tidak menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(7)  Hubungan Guru dengan Pemerintah
  1. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
  2. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan yang berbudaya.
  3. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
  4. Guru tidak menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
  5. Guru tidak melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian negara.
BAGIAN EMPAT
Pelaksanaan, Pelanggaran, dan Sanksi
Pasal 7
(1)  Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia.
(2)  Guru dan organisasi  guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru Indonesia kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.
Pasal 8
(1) PelanggaranadalahperilakumenyimpangdanatautidakmelaksanakanaKodeEtik Guru Indonesia danketentuanperundangan yang berlaku yang berkaitandenganprofesi guru.
(2)  Guru yang melanggarKodeEtik Guru Indonesia dikenaisanksisesuaidenganketentuanperaturan yang berlaku.
(3)  Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan berat.
Pasal 9
(1)  Pemberianrekomendasisanksiterhadap guru yang melakukanpelanggaranterhdapKodeEtik Guru Indonesia menjadiwewenangDewan  Kehormatan Guru Indonesia.
(2)  PemberiansanksiolehDewanKehormatan Guru Indonesia sebagaimanadimaksudpadaayat (1) harusobjektif, tidakdiskriminatif, dantidakbertentangandengananggarandasarorganisasiprofesisertaperaturanperundang-undangan.
(3)  RekomendasiDewanKehormatan Guru Indonesia sebagaimanadimaksudpadaayat (1) wajibdilaksanakanolehorganisasiprofesi guru.
(4)  Sanksisebagaimanadimaksudpadaayat (3) merupakanupayapembinaankepada guru yang melakukanpelanggarandanuntukmenjagaharkatdanmartabatprofesi guru.
(5)  Siapapun yang mengetahuitelahterjadipelanggaranKodeEtik Guru Indonesia wajibmelaporkepadaDewanKehormatan Guru Indonesia, organisasiprofesi guru, ataupejabat yang berwenang.
(6)  Setiappelanggardapatmelakukanpembelaandiridengan/atautanpabantuanorganisasiprofesi guru dan/ataupenasihathukumsesuaidenganjenispelanggaran yang dilakukandihadapanDewanKehormatan Guru Indonesia.

Bagian Lima
KetentuanTambahan
Pasal 10

Tenagakerjaasing yang dipekerjakansebagai guru padasatuanpendidikan di Indonesia wajibmematuhiKodeEtik Guru Indonesia danperaturanperundang-undangan.


BagianEnam
Penutup
Pasal 11

(1)  Setiapguruharus secara sungguh-sungguhmenghayati, mengamalkan, sertamenjunjungtinggiKodeEtikGuru Indonesia.

(2)  Guru yang belummenjadianggotaorganisasiprofesiguruharusmemilihorganisasiprofesiguru yang pembentukannyasesuaidenganperaturanperundang-undangan.

(3)  DewanKehormatanGuru Indonesia menetapkansanksikepadaguru yang telah secara nyatamelanggarKodeEtikGuru Indonesia.

-----------------------------oOo-------------------------------






SUMPAH GURU INDONESIA

Demi Allah

Sebagai guru Indonesia saya bersumpah/berjanji :

1.     Bahwa saya akan membaktikan diri saya untuk tugas mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran peserta didik guna kepentingan kemanusiaan dan masa depannya;
2.     Bahwa saya akan melestarikan dan menjunjung tinggi martabat guru sebagai profesi terhormat dan mulia;
3.     Bahwa saya akan melaksanakan tugas saya sesuai dengan kompetensi jabatan guru; 
4.     Bahwa saya akan melaksanakan tugas saya serta bertanggung jawab yang tinggi dengan mengutamakan kepentingan peserta didik, asyarakat, bangsa dan negara serta kemanusiaan;
5.     Bahwa saya akan menggunakan keharusan profesiaonal saya semata-mata berdasarkan nilai-nilai agama dan Pancasila;
6.     Bahwa saya akan menghormati hak asasi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang guna mencapai kedewasaannya sebagai warga negara dan bangsa Indonesia yang bermoral dan berakhlak mulia;
7.     Bahwa saya akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan keharusan profesional;
8.     Bahwa saya akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan tugas guru tanpa dipengaruhi pertimbangan unsur-unsur di luar pendidikan;
9.     Bahwa saya akan memberikan penghormatan dan pernyataan terima kasih kepada guru yang telah mengantarkan saya menjadi guru Indonesia;
10. Bahwa saya akan menjalin kerja sama secara sungguh-sungguh dengan rekan sejawat untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan profesionalitas guru indonesia;
11. Bahwa saya akan berusaha untuk menjadi teladan dalam perilaku bagi peserta didik dan masyarakat;
12.  Bahwa saya akan menghormati; menaati dan mengamalkan kode etik guru Indonesia.

Saya ikrarkan sumpah/janji *) ini secara sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan saya sebagai guru profesional.  


IKRAR GURU INDONESIA

1
Kami Guru Indonesia, adalah insane pendidik bangsa yang beriman dan taqwa kepadaTuhan  Yang MahaEsa.

2
Kami Guru Indonesia, adalahpengembandanpelaksanacita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pembela dan pengamal Pancasila yang setia padaUndang-Undang Dasar 1945.

3
Kami Guru Indonesia, bertekad bula tmewujudkan tujuannasiona ldalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

4
Kami Guru Indonesia, bersatudalamwadahorganisasiperjuanganPersatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatakkekeluargaan.

5
Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi KodeEtik Guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap bangsa, Negara serta kemanusiaan.


Rabu, 27 Februari 2013

Kata kata Indah; Tentang Cinta dan Kehidupan



Kata Kata Indah 2013 - Kumpulan kata-kata indah cinta dan kehidupan penuh hikmah terbaru 2013 - Koleksi kata kata indah romantis buat pacar dan kata-kata indah yang menyentuh hati buat orang-orang terindah dalam hidupmu.
Semoga segenap tamanjernih@blogspot.com ini tidak bosen yah,.............
Langsung saja silahkan cekidot beberapa kata-kata indah cinta dan kehidupan di bawah ini. Cekidoot..!
Ada banyak cinta yang coba kita perjuangkan, tapi hanya ada satu yang pantas kita pertahankan.
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Apa yang seharusnya kamu cintai, tautkan.. apa yang seharusnya kamu lepaskan, berikan! ikhlaskan!
Cinta dan keajaiban memiliki persamaan besar. Keduanya memperkaya jiwa dan mencerahkan hati
Kamu tak akan sukses jika tak pernah gagal, tak akan bahagia jika tak sedih, dan tak temukan cinta sejati jika tak pernah patah hati.
Kadang seseorang meninggalkanmu karena salahmu. Terimalah! Tapi selama ada cinta, jangan menyerah untuk memenangkan kembali hatinya.
Kadang kamu harus meninggalkan orang yang kamu cintai, bukan karena kamu menyerah, tapi karena kamu telah lelah berjuang sendiri.
Berhenti mencari dia yang sempurna tuk dicintai, karena yang lebih penting adalah persiapkan dirimu jadi sseeorang yang pantas untuk dicintai.
Cintai apapun yang ada didunia dengan sewajarnya. Karena apapun yang ada di dunia tak ada yang abadi.
Dalam cinta, terkadang kita menyia-nyiakan begitu banyak waktu untuk memahami hal-hal yang telah kita ketahui kebenarannya.
Jangan biarkan amarah menyebabkan cinta pergi, karena meski sesal akhirnya menghampiri, cinta mungkin tak akan kembali lagi.
Tujuan akhir dari hidup adalah untuk mencintai dan dicintai. Sisanya adalah rincian.
Hanya karena saat ini dia telah mempunyai tambatan hati, tak berarti kamu tak mungkin jadi pelabuhan terakhir cintanya ^^
Apa yang lebih menyakitkan dari cinta bertepuk sebelah tangan? Cinta yang dipuja-puja, lalu dihempaskan dan disia-siakan.

Mungkin aku tidak bisa menjadi cantik fisik seperti apa yang kamu mau. Tetapi aku mempunyai kecantikan lain yang tidak aku tunjukan 

Menangis lah untuk sesaat. Tertawalah untuk selamanya :) 

Jangan sesali apa yang sudah pergi. Jangan tangisi apa yang sudah tiada. Tetapi bangkitlah dan bina kembali apa yang telah hilang dan pergi. 
Dalam kepala kaum wanita ada kekurangan, tetapi dalam hati mereka ada kelebihan. 

Kita selalu lupa atau jarang ingat apa yang kita miliki, tetapi kita sering kali ingat apa yang orang lain miliki. 

Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya. 
Cara terbaik menghukum orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita ialah dengan berbuat baik kepadanya.
Kegagalan ialah satu-satunya hal yang dapat diraih tanpa pengerahan tenaga sedikit pun.

Kalian mungkin mengenalku, tapi kalian tidak memahamiku sepenuhnya 

Anda akan mempunyai banyak teman jika anda meminati mereka dan bukannya coba membuat mereka meminati anda 

Kecantikan yang abadi terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar.
Jadilah cahaya suram yang kekal abadi sinarannya dan elakkan daripada menjadi cahaya terang yang bersifat seketika cuma. 
Air mata wanita adalah senjata yang membuahkan kemenangan.

Terkadang, bukan kenangan buruk yang membuatmu bersedih, tapi kenangan indah yang kamu tahu, tak akan terulang kembali.
Bahagia sempurna adalah ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa menyakiti perasaan orang lain


Masa lalu, jika kamu terlalu larut, brarti kamu menyia-nyiakan "masa kini" dan "masa depan"mu... Be grateful, n enjoy ur life 

Pikirkan orang yang peduli tentang kamu. Jangan pikirkan orang yang tidak mempedulikan kamu. Itu hanya sia-sia 
Ada 3 Hal dalam dunia yang tidak pernah pasti: (1)Kekayaan (2)Hidup (3)Mimpi

Ada 3 hal yang membuat kita sukses: (1)Kerja keras (2)Kemauan (3)Fokus

Bebaskan dirimu dari rasa-rasa sakit yang sebenarnya tidak perlu, hanya dibuat-buat oleh perasaan saja

Ada 3 hal untuk menjaga suatu hubungan tetap awet: (1)Kejujuran (2)Komitmen (3)Pengertian
Ada 3 Hal yang paling berharga: (1)Kasih Sayang (2)Keluarga (3)Teman
Ada 3 Hal yang tidak boleh hilang: (1)Harapan (2)Keikhlasan (3)Semangat

Ada 3 Hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang: (1)Keegoisan (2)Memanfaatkan orang (3)Mempermainkan/menggantungkan perasaan seseorang
Menghindari masalah yang harus kamu hadapi itu seperti menghindari kehidupan yang harus kamu jalani. 
Terkadang kamu harus DIAM, menerima bahwa kamu berbuat SALAH. Bukan karena MENYERAH, tapi karena kamu DEWASA. 
Sebagian besar orang tak tahu bagaimana BERBAGI karena mereka tak pernah mengerti mengapa orang MEMBERI. 


Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran
Kamu tak akan pernah bisa mewujudkan impianmu jika kamu terlalu sibuk melihat siapa saja yang memperhatikanmu. 

Dalam hidup ini, jika kamu tak mau membantu sesama maka kamu tak benar-benar hidup, kamu hanya bernafas. 

Apapun yang kamu lakukan, kamu pasti akan mengecewakan seseorang, tapi kamu bisa pastikan bahwa kamu tak mengecewakan orang yang salah. 

Terlalu fokus pada satu hal membuatmu tak dapat melihat hal lain yang mungkin lebih baik daripada ‘satu hal’ itu.  
Ketika hidup tampak menjatuhkan, percayalah Tuhan tlah menyiapkan sesuatu yang baik yang tak pernah kamu tahu sesudahnya 
Jangan menyalahkan apapun atas keinginan kamu yang tak terwujud. Daripada menunggu, lebih baik kamu berusaha mewujudkannya. 

Kamu tak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, dan jika kamu memaksakan diri, kamu hanya mendapati dirimu yang tak bahagia. 
Jujurlah tentang perasaanmu, utarakan apa yg kamu rasa. Karena memendam perasaan lebih menyakitkan daripada penolakan.
Terkadang, tak peduli seberapa besar kamu membenci apa yang dia lakukan, kamu selalu mampu temukan sebuah alasan tuk memaafkan

Tak peduli apapun yang kamu lakukan, tak peduli apapun masalah yang sedang kamu hadapi, kamu tak sendiri.. Tuhan selalu bersamamu!

Dalam hidup, orang tak akan pernah berhenti mengecewakanmu. Namun tetaplah berbahagia, belajarlah memaafkan dan melupakan.

Kadang dia yang tepat untuk hidupmu selalu ada di dekatmu, tapi kamu tak bisa melihatnya karena terlalu sibuk memperhatikan dia yang salah.

Terkadang kamu tak menyadari betapa berartinya seseorang dalam hidupmu, hingga akhirnya dia meninggalkanmu.

Hidup ini bukanlah tentang mereka yang berbuat baik di hadapanmu, namun tentang mereka yang tetap setia di belakangmu.

Belajarlah untuk melepaskan seseorang yang terus menyakitimu. Jika kamu berarti baginya, dia tak akan pernah biarkan kamu terluka.

Jangan memohon pada Tuhan untuk meringankan cobaan yang ada, berdoalah pada Tuhan tuk memberikanmu kekuatan untuk dapat melaluinya.

Jangan terlalu pikirkan sendirimu, karena ada seseorang di luar sana yang sedang bertanya-tanya seperti apa rasanya bertemu denganmu.

Hidup tak selalu seperti yang kamu mau. Hal baik dan buruk terjadi selalu, namun semua itu telah diatur Tuhan, dengan akhir yang indah.

Jangan tangisi mereka yg meninggalkanmu demi orang lain. Jika mereka cukup bodoh melepasmu, kamu harus cukup pintar melupakannya.

Setiap org punya masalah. Lebih baik mencari solusi masalahmu daripada membandingkan masalahmu dengan orang lain.

Kadang kamu bertemu seseorang yang sangat berarti dalam hidupmu hanya untuk menyadari pada akhirnya kamu harus melepaskannya.

Pikirkan apapun yang akan kamu ucapkan. Karena setiap ucapan yang keluar dari mulutmu, tak akan bisa kamu tarik kembali.

Keberhasilan itu perlu diperjuangkan, bukan hanya diimpikan.

Belajar memahami bahwa tak semua keinginan bisa terpenuhi, barangkali obat terbaik untuk mencegah kecewa dan sakit hati.

Jangan pernah menyepelekan apapun yang telah kamu miliki, karena mungkin yang kamu miliki itu sangat diinginkan oleh orang lain.

Selalu lakukan kebaikan dengan cara terbaik. Karena dengan cara itulah kedamaian akan tercipta.

Ikhlas menerima kesalahan, dan belajar dar setiap kesalahan, karena itu yang akan menjadikanmu kuat dalam menjalani kehidupan.

Lakukan apapun dengan tepat, bukan hanya cepat. Keberhasilan tak bisa dihalangi jika yang kamu lakukan telah tepat.

Doaku hari ini: Tuhan, kuatkan keyakinanku bahwa semua yang berasal dariMu atasku karena kemurahanMu demi kebaikanku.

Hanya karena dia belum jadi milikmu, tak berarti dia takkan pernah jadi milikmu. Itu hanya berarti kamu belum siap untuk memilikinya.

Hidup tak pernah lepas dari masalah, karena masalah adalah salah satu cara Tuhan menjadikanmu pribadi yang lebih kuat dan dewasa.

Kadang kamu meminta maaf pada seseorang bukan karena kamu salah, tapi karena kamu tak ingin menyakiti perasaan orang yang kamu sayang.

Jangan inginkan dia yg sempurna untuk hidupmu, karena yang kamu butuhkan adalah dia yang mampu buatmu merasa sempurna.

Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!

Ketika kamu jatuh, jangan tetap di bawah. Jatuh bukan berarti kalah, itu hanya berarti kamu harus bangkit dan kembali mencoba.

Jangan salahkan dirimu atas keputusan yang salah. Setiap orang pernah membuatnya. Jadikan mereka pelajaran untuk keputusanmu selanjutnya.

Didalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.
tamanjernih@blogspot.com

Senin, 14 Januari 2013

Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri



Penjelasan:
1.            Bangun pagi
Bangun pagi supaya bisa mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal.
2.            Mandi pagi
عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
“Dari Malik dari Nafi’, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar dahulu mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke mushalla (lapangan).” (Shahih, HR. Malik dalam Al-Muwaththa` dan Al-Imam Asy-Syafi’i dari jalannya dalam Al-Umm)
Dalam atsar lain dari Zadzan, seseorang bertanya kepada ‘Ali radhiallahu ‘anhu tentang mandi, maka ‘Ali berkata: “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Ia menjawab: “Tidak, mandi yang itu benar-benar mandi.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Hari Jum’at, hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa`, 1-176-177))
3.            Berpakaian rapih sesuai sunnah
Ummu Athiyyah berkata:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِيْ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَ ذَوَاتِ الْخُدُوْرِ . فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ إِحْدَانَا لَا يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ؟ قَالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
“Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan kami mengeluarkan para wanita gadis, haidh, dan pingitan. Adapun yang haidh , maka mereka menjauhi sholat, dan menyaksikan kebaikan dan dakwah/doanya kaum muslimin.Aku berkata: ” Ya Rasulullah, seorang di antara kami ada yang tak punya jilbab”. Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan) jilbabnya kepada saudaranya”. [Al-Bukhory dalam Ash-Shohih (971) dan Muslim dalam Ash-Shohih (890)]
Namun berpakaian rapih disini bagi wanita bukan berarti berdandan dan memakai wewangian, karena hal tersebut tidak diperbolehkan bagi kaum muslimah.
4.            Makan sebelum sholat
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ. وَقَالَ مُرَجَّأُ بْنُ رَجَاءٍ: حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَنَسٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا
Dari Anas bin Malik ia berkata: Adalah Rasulullah tidak keluar di hari fitri sebelum beliau makan beberapa kurma. Murajja‘ bin Raja‘ berkata: Abdullah berkata kepadaku, ia mengatakan bahwa Anas berkata kepadanya: “Nabi memakannya dalam jumlah ganjil.” (Shahih, HR Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Akl Yaumal ‘Idain Qablal Khuruj)
5.            Jalan kaki ke musholla (tempat sholat) Ied
Ali bin Abi Tholib-Radhiyallahu anhu- berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy dalam As-Sunan (2/410); di-hasan-kan Al-Albany dalam Shohih Sunan At-Tirmidzy (530)]
Abu ‘Isa At-Tirmidzy- rahimahullah-berkata dalam Sunan At-Tirmidzy (2/410), “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.
6.            Takbir ketika menuju musholla
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ، فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.” (Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)
Asy-Syaikh Al-Albani berkata: Telah shahih mengucapkan 2 kali takbir dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu:
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِرُ أَيَّامَ التَّشْرِيْقِ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Bahwa beliau bertakbir di hari-hari tasyriq:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(HR. Ibnu Abi Syaibah, 2/2/2 dan sanadnya shahih)
Namun Ibnu Abi Syaibah menyebutkan juga di tempat yang lain dengan sanad yang sama dengan takbir tiga kali. Demikian pula diriwayatkan Al-Baihaqi (3/315) dan Yahya bin Sa’id dari Al-Hakam dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dengan tiga kali takbir.
Dalam salah satu riwayat Ibnu ‘Abbas disebutkan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلَّ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(Lihat Irwa`ul Ghalil, 3/125)
7.            Sholat ‘Ied berjama’ah
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوْصِيْهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
“Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan Idhul Adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan, lalu beliau pergi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Khuruj Ilal Mushalla bi Ghairil Mimbar dan Muslim)
8.            Mendengarkan Khutbah
Jamaah Id dipersilahkan memilih duduk mendengarkan atau tidak, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيْدَ فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ قَالَ: إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ
Dari ‘Abdullah bin Saib ia berkata: Aku menyaksikan bersama Rasulullah Shalat Id, maka ketika beliau selesai shalat, beliau berkata: “Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no. 1155)
9.            Mengucapkan Tahni’ah “Taqobbalallohu minna wa minkum”
Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” (Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168)
10.          Pulang dengan rute yang berbeda
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيْدٍ خَالَفَ الطَّرِيْقَ
Dari Jabir, ia berkata:” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda. (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain, Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 2/472986, karya Ibnu Rajab, 6/163 no. 986)

Amalan Sunnah di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Hari Raya Idul Adha


Penjelasan:
1.       Haji & umroh
Bulan Dzulhijjah dinamakan Dzulhijjah karena di bulan inilah dilaksanakannya ibadah haji.
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alloh, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Alloh Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [QS. Ali Imron: 97]
2.       Memperbanyak amal sholeh
Dari Ibnu Abbas rodhiyallhu anhuma, ia berkata: Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ» ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ»
“Tiada hari-hari yang amalan sholeh di dalamnya lebih dicintai oleh Alloh daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rosululloh, tidak pula jihad di jalan Alloh?” Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Alloh, kecuali seorang yang berangkat dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikit pun. “ [HR al-Bukhori no. 969, at-Tirmidzi no. 757, Abu Dawud no. 2438, Ahmad no 1968, dll. Lafadz ini dari riwayat at-Tirmidzi]
Dan amal sholeh dalam hadits ini umum mencakup puasa, sholat, dzikir, membaca al-Qur’an, bersedekah, dll.
3.       Tidak memotong atau mencabut rambut, kulit dan kuku bagi yang akan berkurban
Dari Ummu Salamah rodhiyallohu anha, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ، وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ، فَلَا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا
“Jika telah masuk sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia mengambil rambut dan kulitnya sedikitpun.” [HR. Muslim no. 1977]
Dalam riwayat Muslim lainnya:
مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلَالُ ذِي الْحِجَّةِ، فَلَا يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ، وَلَا مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّيَ
“Barangsiapa yang memiliki hewan kurban untuk disembelih, apabila hilal Dzulhijjah telah terlihat maka janganlah ia mengambil rambut dan kukunya sedikitpun sampai ia menyembelih kurbannya.” [HR. Muslim no. 1977]
Hukum ini khusus bagi orang yang berniat ingin berkurban, adapun yang selainnya tidak dilarang.
4.       Memperbanyak Takbir
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ: «يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ العَشْرِ يُكَبِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا»
“Ibnu Umar dan Abu Huroiroh keluar ke pasar pada 10 hari (pertama) Dzulhijjah sambil bertakbir dan orang-orangpun bertakbir dengan takbir mereka berdua.” [Diriwayatkan al-Bukhori secara mu’allaq dalam Shohihnya, al-Fakihi dalam Akhbar Makkah no. 1704 dengan sanad yang bersambung. Dishohihkan  al-Albani dalam al-Irwa’ no. 651]
Ada beberapa riwayat dari shohabat tentang takbir dari setelah sholat shubuh sampai setelah sholat ashar di akhir hari tasyriq. Diantaranya dari Ali rodhiyallohu anhu:
«أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَوْمَ عَرَفَةَ، إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ، وَيُكَبِّرُ بَعْدَ الْعَصْرِ»
“Bahwasanya beliau bertakbir setelah sholat shubuh pada hari Arofah sampai sholat ashar di akhir hari tasyriq dan beliau bertakbir setelah ashar.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 5631, dishohihkan al-Albani dalam al-Irwa’ dalam pembahasan hadits no. 653]
Ibnu Qudamah berkata dalam al-Mughni 2/292:
قِيلَ لِأَحْمَدْ، – رَحِمَهُ اللَّهُ -: بِأَيِّ حَدِيثٍ تَذْهَبُ، إلَى أَنَّ التَّكْبِيرَ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَوْمَ عَرَفَةَ إلَى آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ؟ قَالَ: بِالْإِجْمَاعِ عُمَرُ، وَعَلِيٌّ، وَابْنُ عَبَّاسٍ، وَابْنُ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ -.
Imam Ahmad rohimahulloh ditanya: “dengan hadits mana engkau berpendapat bahwa takbir itu dari sholat fajar di hari Arofah sampai akhir hari tasyriq?” beliau menjawab: “dengan Ijma’ Umar, Ali, Ibnu Abbas, dan Ibnu Mas’ud rodhiyallohu anhum.”
Diriwayatkan dari Ibrohim an-Nakho’i (tabi’in), ia berkata:
كَانُوا يُكَبِّرُونَ يَوْمَ عَرَفَةَ، وَأَحَدُهُمْ مُسْتَقْبِلٌ الْقِبْلَةَ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Mereka dahulu bertakbir pada hari Arofah dan salah seorang dari mereka menghadap kiblat di akhir sholat dengan mengucapkan: Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illallohu wallohu akbar, Allohu akbar wa lillaahil hamd.” [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5650, dishohihkan oleh syaikh Abul Hasan as-Sulaymani dalam Tanwirul Ainain bi Ahkamil Adhohi wal Iedain hal. 290]
Namun “mereka” yang dimaksud oleh Ibrohim an-Nakho’i dalam riwayat di atas tidak dijelaskan siapa, kemungkinannya bisa berarti para shohabat atau para tabi’in.
Lafadz Takbir:
Ada beberapa lafadz takbir yang diriwayatkan dari para shohabat dan dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa’ul Gholil 1/125-126:
Lafadz takbir Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu anhu:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illallohu wallohu akbar, Allohu akbar wa lillaahil hamd.” [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5651]
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Allohu akbar, Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illallohu wallohu akbar, Allohu akbar wa lillaahil hamd.” [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5633]
Lafadz Takbir Ibnu Abbas rodhiyallohu anhuma:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Allohu akbar kabiro, Allohu akbar kabiro, Allohu akbar wa ajal, Allohu akbar wa lillaahil hamd.” [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5646]
Dan beberapa lafadz lainnya. Dan yang perlu diingat bahwa takbir dilakukan sendiri-sendiri, bukan berjama’ah dengan satu suara.
5.       Puasa Arofah Pada Tanggal 9 Dzulhijjah
Dari hadits Abu Qotadah al-Anshori, bahwa Rosululloh shollallohu alaihi wasallam ditanya tentang puasa Arofah, beliau menjawab:
«يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ»
“Puasa Arofah menggugurkan dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” [HR. Muslim no. 1162, Ahmad no. 22621, an-Nasa’i dalam al-Kubro no. 2826, dll]
6.       Sholat Iedul Adha Di Lapangan Bersama Kaum Muslimin
  • Mandi Sebelum Berangkat
Disunnahkan mandi sebelum berangkat sholat ied, berdasarkan atsar-atsar berikut ini:
عَنْ زَاذَانَ قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ الْغُسْلِ فَقَالَ: «اغْتَسِلْ كُلَّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ» ، فَقَالَ: الْغُسْلُ الَّذِي هُوَ الْغُسْلُ؟ قَالَ: «يَوْمُ الْجُمُعَةِ، وَيَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَيَوْمُ الْفِطْرِ»
Dari Zadzan, seseorang bertanya kepada Ali rodhiyallohu anhu tentang mandi, maka Ali menjawab: “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Ia menjawab: “(maksudku) mandi yang benar-benar mandi?” Ali rodhiyallohu anhu menjawab: “Hari Jum’at, hari Arofah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” [HR. asy-Syafi’i dalam Musnadnya no. 988 dan al-Baihaqi dalam al-Kubro no. 6124, dan dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa` 1/176-177]
Dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata: aku bertanya kepada Nafi’:
كَيْفَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَصْنَعُ يَوْمَ الْعِيدِ؟ قَالَ: كَانَ «يَشْهَدُ صَلَاةَ الْفَجْرِ مَعَ الْإِمَامِ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى بَيْتِهِ فَيَغْتَسِلُ غُسْلَهُ مِنَ الْجَنَابَةِ وَيَلْبَسُ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ وَيَتَطَيَّبُ بِأَطْيَبِ مَا عِنْدَهُ ثُمَّ يَخْرُجُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى فَيَجْلِسُ فِيهِ حَتَّى يَجِيءُ الْإِمَامُ , فَإِذَا جَاءَ الْإِمَامُ صَلَّى مَعَهُ ثُمَّ يَرْجِعُ فَيَدْخُلُ مَسْجِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُصَلِّي فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَأْتِي بَيْتَهُ»
“Apa yang dilakukan Ibnu Umar pada hari ied?” ia menjawab: “beliau sholat shubuh bersama imam kemudian pulang ke rumahnya, lalu mandi seperti mandi janabah dan memakai pakaiannya yang paling bagus serta memakai wewangian yang ada padanya, kemudian beliau keluar mendatangi musholla (lapangan sholat Ied) lalu duduk sampai imam datang. Ketika imam telah datang, beliau sholat bersamanya. Setelah selesai beliau kembali dan mampir ke masjid Nabi shollallohu alaihi wa sallam dan sholat dua roka’at disana, lalu pulang ke rumahnya.” [Diriwayatkan al-Harits bin Muhammad dalam Baghiyatul Bahits ‘ala Zawa’id Musnad al-Harits no. 207, dihasankan oleh syaikh Abul Hasan as-Sulaymani dalam Tanwirul Ainain bi Ahkamil Adhohi wal Iedain hal. 29]
  • Tidak makan sebelum sholat Iedul Adha
Dari hadits Buraidah rodhiyallohu anhu, ia berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ، وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ»
“Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tidak berangkat sholat pada hari raya iedul fithri sebelum makan, dan beliau tidak makan pada hari raya Iedul Adha sampai selesai sholat.”
[HR. at-Tirmidzi no. 542, al-Baghowi dalam Syarhus Sunnah no. 1104. Dishohihkan al-Albani dalam Misykah al-Mashobih no. 1440]
  • Jalan kaki menuju lapangan sholat Ied
Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu anhu berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy dalam As-Sunan (2/410); dihasankan al-Albani dalam Shohih Sunan at-Tirmidzi (530)]
Abu ‘Isa At-Tirmidzy- rahimahullah-berkata dalam Sunan At-Tirmidzy (2/410), “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.
  • Menuju lapangan sholat ied sambil bertakbir
Dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ فِي الْعِيدَيْنِ مَعَ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، وَالْعَبَّاسِ، وَعَلِيٍّ، وَجَعْفَرٍ، وَالْحَسَنِ، وَالْحُسَيْنِ، وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، وَزِيدِ بْنِ حَارِثَةَ، وَأَيْمَنَ ابْنِ أُمِّ أَيْمَنَ، رَافِعًا صَوْتَهُ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ، فَيَأْخُذُ طَرِيقَ الْحَدَّادِينَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى، فَإِذَا فَرَغَ رَجَعَ عَلَى الْحَذَّائِينَ حَتَّى يَأْتِيَ مَنْزِلَهُ»
“Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berangkat sholat pada dua hari Ied bersama al-Fadhl bin Abbas, Abdulloh bin Abbas, al-Abbas, Ali, Ja’far, al-Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Aiman bin Ummi Aiman sambil mengucapkan tahlil dan takbir dengan mengangkat suaranya, beliau berangkat melewati jalan al-Haddadiin sampai tiba di lapangan sholat Ied. Ketika telah selesai beliau pulang melalui jalan al-Hadzdzaiin sampai tiba di rumahnya.” [HR. Ibnu Khuzaimah no. 1341, al-Baihaqi dalam al-Kubro no. 6130. Hadits ini dinilai hasan li ghoirihi oleh al-Albani dalam ash-Shohihah 1/330 dan al-Irwa’  3/123]
  • Sholat Ied bersama kaum muslimin & mendengarkan khutbah
Jamaah sholat Ied dipersilahkan memilih duduk mendengarkan khutbah atau tidak, berdasarkan hadits Abdulloh bin as-Sa’ib rodhiyallohu anhu: aku melaksanakan sholat Ied bersama Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika selesai sholat beliau bersabda:
«إِنَّا نَخْطُبُ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ»
“Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah maka duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan pergi.” [HR. Abu Dawud no. 1155, Ibnu Majah no. 1290, ad-Daruquthni no. 1738, al-Hakim no. 1093, dll. Dishohihkan oleh Al-Albani dalam al-Irwa’ no. 629]
  • Mengucapkan tahni’ah “Taqobbalallohu minna wa minkum”
Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” [Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya syaikh Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168]
  • Pulang melalui rute yang berbeda dari berangkat
Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ»
“Nabi shollallohu alaihi wa sallam apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda.” [HR. Al-Bukhori no. 986]
Begitu pula dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya tentang berangkat sholat Ied sambil bertakbir:
فَيَأْخُذُ طَرِيقَ الْحَدَّادِينَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى، فَإِذَا فَرَغَ رَجَعَ عَلَى الْحَذَّائِينَ حَتَّى يَأْتِيَ مَنْزِلَهُ
“beliau berangkat melewati jalan al-Haddadiin sampai tiba di lapangan sholat Ied. Ketika telah selesai beliau pulang melalui jalan al-Hadzdzaiin sampai tiba di rumahnya.” [HR. Ibnu Khuzaimah no. 1341, al-Baihaqi dalam al-Kubro no. 6130. Hadits ini dinilai hasan li ghoirihi oleh al-Albani dalam ash-Shohihah 1/330 dan al-Irwa’  3/123]
7.       Menyembelih hewan kurban setelah sholat Idul Adha
Dari Abu Huroiroh, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا»
“Barangsiapa memiliki kelapangan (rizki) tapi tidak berkurban, janganlah ia mendekati tempat sholat kami.” [HR. Ibnu Majah no. 3123, Ahmad no. 8273, ad-Daruquthni no. 4762, al-Hakim no. 7565, dll. Dihasankan oleh al-Albani dalam Takhrij Musykilatul Faqr no. 102]
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ، وَأَصَابَ سُنَّةَ المُسْلِمِينَ»
“Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, berarti ia menyembelih hanya untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang menyembelih sesudah sholat, maka telah sempurnalah qurbannya dan sesuai dengan sunnahnya kaum muslimin.” [HR. al-Bukhori no. 5546]
8.       Tidak berpuasa pada hari raya Iedul Adha
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, ia berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْأَضْحَى، وَيَوْمِ الْفِطْرِ»
“bahwa Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam melarang puasa pada 2 hari: hari raya Idul Adha dan Idul Fithri.” [HR. Muslim no. 139, Malik 1/376, Ahmad no. 10634, Ibnu Hibban no. 3598, dll]
PENUTUP
Demikianlah beberapa syi’ar Islam di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka hendaknya kita mengagungkan syi’ar-syi’ar tersebut.
وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu menunjukkan ketakwaan hati.” [QS. Al-Hajj: 32]