Apakah pernikahan baik bagi kesehatan? Secara umum para ahli menjawab: ya.
Dibandingkan orang-orang yang hidup melajang, mereka yang menikah memiliki akses yang lebih baik pada kesehatan. Orang menikah bisa menikmati kehidupan seks yang lebih memuaskan, punya gaya hidup yang lebih sehat, lebih sedikit stres, dan memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung, diabetes, dan depresi.
Namun, penelitian yang dilakukan London School of Economics Inggris menyebutkan, pria dan wanita tak mendapat keuntungan yang sama dalam pernikahan. Misalnya, kehidupan seks pria setelah menikah lebih baik dibandingkan para wanita. Sementara, risiko para wanita mengalami depresi akan menurun saat mereka terikat dalam hubungan yang lama.
Pernikahan bisa membuat seseorang panjang umur. Dibandingkan mereka yang sendirian, orang menikah rata-rata memiliki hidup yang lebih lama dan terhindar dari kematian di usia muda. Bahkan, hubungan antara pernikahan dan angka kehidupan jauh lebih kuat daripada hubungan suami dengan istri.
Penelitian tahun 2007 pada angka kematian orang-orang Eropa yang berusia lebih dari 40 tahun menunjukkan, angka mereka yang meninggal dengan status tak menikah dua kali lipat lebih tinggi daripada yang menikah. Perbedaan yang lebih sederhana terjadi pada angka kematian wanita yang menikah dan yang tak menikah.
Pernikahan dianggap baik untuk menghindarkan seseorang dari kecelakaan fatal, tindak kekerasan, dan berbagai bencana lain yang mungkin dihindari, yang biasa terjadi pada orang-orang berusia muda. Michael Murphy, profesor demografi yang memimpin penelitian itu menambahkan, terlepas dari berapapun usianya, manfaat pernikahan lebih banyak dirasakan pada pria dibandingkan wanita.
Sabtu, 19 November 2011
KESETIAAN
Merupakan komitmen yang tak bisa dirusak dengan mudah. Setia berarti menepati semua komitmen seumur hidup. Jadi, jangan pernah berjanji bila Anda tak mampu menepatinya. Meski setia merupakan kata yang mudah diucapkan, tapi menepatinya tak semudah yang dikatakan.
Setiap hubungan bersandar pada kebenaran dan kepercayaan. Jika suatu hubungan dimulai dengan kebohongan, maka hubungan itu tidak dapat dipertahankan. Karena fondasinya adalah kebohongan. Bagaimana sebuah kebenaran dapat tumbuh dari sebuah benih kebohongan? Hal pertama yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan adalah kejujuran dalam semua aspek. Membodohi pasangan Anda supaya percaya pada kebohongan Anda adalah dosa.
Ketika Anda sudah memutuskan dan berkomitmen untuk setia, seharusnya Anda tidak mempunyai alasan untuk mengingkarinya. Dengan mengingkari komitmen Anda, Anda dapat menyakiti pasangan Anda yang sudah terlanjur percaya pada Anda. Tetapi yang lebih menyakitkan adalah Anda akan menyakiti diri Anda sendiri dengan menjadi tidak setia dan tidak dapat diandalkan. Anda akan kehilangan harga diri Anda. Cinta dan kesetiaan berjalan beriringan. Bagaimana Anda berkata cinta pada pasangan Anda tetapi Anda tidak setia?
It's impossible.
Mencintai dan dicintai adalah suatu anugerah. Mengingkari komitmen untuk setia adalah dosa yang melawan kebaikan dan Tuhan. Jika dalam suatu kesempatan, Anda atau pasangan Anda mengingkari kesetiaan dengan berselingkuh, yang lain harus mengakui dan mau memaafkan.
Tetapi akankah hubungan Anda tetap sama seperti sebelum Anda berselingkuh? Jawabannya tentu tidak! Kecuali kalau Anda beruntung memiliki seorang pasangan yang luar biasa pemaaf dan sabar, hubungan tidak akan pernah sama. Lebih baik Anda selalu menjadi orang yang jujur dan setia. Ada baiknya sebelum Anda mencoba berkomitmen pada pasangan Anda, cobalah berkomitmen pada diri Anda sendiri. Berkomitmen pada hal-hal kecil akan membuat Anda dapat berkomitmen pada hal yang lebih serius.
Setiap hubungan bersandar pada kebenaran dan kepercayaan. Jika suatu hubungan dimulai dengan kebohongan, maka hubungan itu tidak dapat dipertahankan. Karena fondasinya adalah kebohongan. Bagaimana sebuah kebenaran dapat tumbuh dari sebuah benih kebohongan? Hal pertama yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan adalah kejujuran dalam semua aspek. Membodohi pasangan Anda supaya percaya pada kebohongan Anda adalah dosa.
Ketika Anda sudah memutuskan dan berkomitmen untuk setia, seharusnya Anda tidak mempunyai alasan untuk mengingkarinya. Dengan mengingkari komitmen Anda, Anda dapat menyakiti pasangan Anda yang sudah terlanjur percaya pada Anda. Tetapi yang lebih menyakitkan adalah Anda akan menyakiti diri Anda sendiri dengan menjadi tidak setia dan tidak dapat diandalkan. Anda akan kehilangan harga diri Anda. Cinta dan kesetiaan berjalan beriringan. Bagaimana Anda berkata cinta pada pasangan Anda tetapi Anda tidak setia?
It's impossible.
Mencintai dan dicintai adalah suatu anugerah. Mengingkari komitmen untuk setia adalah dosa yang melawan kebaikan dan Tuhan. Jika dalam suatu kesempatan, Anda atau pasangan Anda mengingkari kesetiaan dengan berselingkuh, yang lain harus mengakui dan mau memaafkan.
Tetapi akankah hubungan Anda tetap sama seperti sebelum Anda berselingkuh? Jawabannya tentu tidak! Kecuali kalau Anda beruntung memiliki seorang pasangan yang luar biasa pemaaf dan sabar, hubungan tidak akan pernah sama. Lebih baik Anda selalu menjadi orang yang jujur dan setia. Ada baiknya sebelum Anda mencoba berkomitmen pada pasangan Anda, cobalah berkomitmen pada diri Anda sendiri. Berkomitmen pada hal-hal kecil akan membuat Anda dapat berkomitmen pada hal yang lebih serius.
Jumat, 11 November 2011
Ada 7 penyakit incar pekerja
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSwqUkx5gc9O18OTt57k8ziPpFya97YYgxnswJYWXYval-DDzGY5Z7GIVJah782nRZth_NoTpOe2Vj-Gf2m7qYAx76QaM8-ps9wXcDCkYQTZY13P9QVtohy6uWa-11RlGtsWYeXCyBcpE/s1600/download.jpg)
Dekat dengan Guru Cegah Anak Berperilaku Agresif
Hubungan yang baik antara guru dengan murid ternyata dapat melindungi anak dari ekspresi agresi atau pun korban dari agresi. Agresi adalah tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan tertentu.
Temuan ini dipublikasikan dalam journal Child Development, berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa kelas satu di Kanada. Penelitian diigagas para ahli dari University of Quebec di Montreal, Laval University, University of Alabama, University of Montreal, dan University College Dublin.
"Perilaku agresif pada anak sebagian diketahui karena ada faktor genetik, namun pengaruh genetik terhadap perilaku biasanya tidak bersifat independen (sendiri), melainkan juga ada pengaruh lingkungan," kata Mara Brendgen, profesor psikologi dari University of Quebec, Montreal, Kanada sekaligus sebagai pemimpin penelitian
Para peneliti mempelajari 217 pasang anak kembar identik di Kanada dan kembar fraternal (non-identik) pada usia 7 tahun untuk menyelidiki hubungan antara nature (bawaan alami) dan nurture(pengasuhan) terkait penyebab agresi pada anak. Pasangan kembar tersebut tidak berada pada kelas yang sama, dan memiliki guru yang berbeda dan teman sekelas yang berbeda.
Studi ini menemukan bahwa anak yang secara genetik rentan menunjukkan agresi cenderung menyerang teman-teman sekelasnya. Namun, anak-anak tersebut dapat terhindar dari tingkah laku agresif jika mereka memiliki hubungan yang sangat baik dengan guru mereka - sebuah hubungan yang hangat, penuh kasih sayang dan terbuka dalam komunikasi.
"Hubungan anak dengan guru dan teman sebaya di sekolah memainkan peran penting dalam membentuk perilaku sosial mereka," kata Brendgen.
"Studi kami menemukan bahwa hubungan yang baik dengan guru dapat melindungi anak-anak terhindar dari perilaku agresif dan menjadi target perilaku agresif dari anak-anak lain," lanjutnya
Langganan:
Postingan (Atom)