tamanjernih TamJerhttps://tamanjernih.blogspot.com/

Selasa, 29 September 2015

Kata-kata Orang Lain Meruntuhkan Motivasimu, Jangan Biarkan itu

Kadang!! Kata-kata Orang Lain Meruntuhkan Motivasimu, Jangan Biarkan itu Dalam kehidupan sosial, kita akan bertemu banyak orang. Mereka dengan bebas berkata, yang mungkin saja merendahkan kita, menyepelekan kita, baik dengan kata-kata langsung, maupun secara tersirat. Baik hanya sekedar memberikan penilaian dan memberi masukan. Tidak menutup kemungkinan, mungkin saja ada orang yang sengaja ingin menghancurkan motivasi Anda. Tidak nyaman didengar? Memang. Saya merasakannya juga. Tapi sayangnya, kita tidak bisa menyuruh dunia diam. Kita tidak bisa menyuruh semua manusia yang kita temui hanya mengatakan hal-hal yang positif saja. Kita tidak bisa membungkam semua orang agar tidak menghina, mencaci, dan merendahkan kita. Bahkan, saat Anda pun berbuat baik kepada orang lain, tidak dijamin sikap mereka akan baik juga kepada Anda. Kita semua mengetahui bagaimana tingginya akhlaq Rasulullah SAW, namun tetap saja ada yang membenci, mengolok-olok, memfitnah, bahkan ingin mencelakakan beliau. Jadi, tidak usah berkecil hati, saat Anda masih mendengar kata-kata negatif dari orang lain terhadap diri Anda. Kuncinya Adalah Bagaimana Anda Menyikapinya Mengubah dunia itu tidak mungkin. Tapi mengubah diri sendiri sangat mungkin. Anda tidak perlu berkecil hati, motivasi diri menjadi ciut, atau kepercayaan diri menjadi turun. Tidak, tidak perlu seperti itu. Sikapi semua dengan positif. Yang perlu Anda ketahui adalah Anda bisa mengendalikan perasaan Anda. Anda juga bisa membentuk melatih sikap terhadap berbagai perkataan menyakitkan itu. Tidak mudah memang, dibutuhkan latihan dan peningkatan secara bertahap. Salah satu cara agar emosi tidak terpancing adalah tidak reaktif. Jangan langsung bereaksi saat Anda mendengar kata-kata menyakitkan, termasuk membaca status atau komentar di social media. Biarkan sejenak, jika perlu sampai sehari sampai Anda bisa menanggapinya dengan kepala yang dingin. Bahkan sering kali, jika ada kata-kata menyakitkan, lebih baik diabaikan saja. Tidak perlu membela diri, tidak perlu membalas. Jika itu sebuah fitnah, cukup menjelaskan saja kebenarannya. Kalau pun harus berurusan menuntut secara hukum karena merugikan, tetap lakukan dengan kepala dingin. Emosi Negatif Merugikan Diri Sendiri Jika kita biarkan diri kita emosi, kemudian kita pupuk emosi itu dengan pertengkaran, perdebatan tidak kunjung selesai, saling sindir, atau malah memikirkannya, maka akan semakin emosi negatif dalam diri Anda. Emosi negatif itu merugikan. Baik bagi kesehatan, motivasi, bahkan bagi bisnis. Emosi negatif seperti kolesterol yang menyumbat darah. Emosi negatif bisa menyumbat energi yang pada ujungnya bisa menyumbat kesehatan dan rezeki Anda. Emosi negatif menjadikan kita lupa bersyukur, sebab pikiran akan mengikuti emosi yang isinya semua negatif. Emosi negatif itu salah satunya marah. Tapi bukan marah saja, termasuk sakit hati, kecewa, dendam, sakit hati, dan sebagainya. Emosi negatif berawal dari perasaan, dan Anda bisa mengendalikan perasaan Anda. Kuncinya Anda yakin bahwa Anda bisa mengendalikan. Emosi negatif jika dibiarkan akan menjadi luka emosi. Luka emosi akan menjadikan diri kita sangat rentan dan over protektif. Pada akhirnya akan merusak citra diri. Citra diri akan merusak percaya diri. Turunnya kepercayaan diri, akan menurunkan peluang untuk meraih sukses. Katakan, “Saya bisa mengendalikan perasaan. Saya orang yang shabar. Orang shabar disayang Allah dan memiliki kekuatan yang besar.” Ayo, katakan kalimat diatas berulang kali, sampai meresap ke dalam hati Anda. Fokuslah Pada Diri Sendiri dan Orang-orang Yang Anda Sayangi keep-calm-and-focus-on-yourself- Anda adalah orang yang penting. Anda adalah orang yang berharga. Apalagi saat ada orang-orang yang bergantung pada diri Anda. Apalagi jika orang-orang disekitar Anda menyayangi Anda. Sungguh rugi, jika pikiran kita hanya memikirkan kata-kata orang lain itu. Jauh lebih penting, waktu dan energi Anda digunakan untuk perbaikan diri sendiri dan untuk membahagiakan orang-orang yang Anda sayangi dan menyayangi Anda. Jauh lebih penting jika waktu dan energi Anda digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk beribadah, berdakwah, dan berjihad dijalan Allah. Sadarilah, Anda adalah sangat berharga. Berharga bagi diri Anda dan orang-orang tercinta. Jauh lebih berharga dari perkataan dan anggapan orang kepada Anda. Maafkan Mereka dan Sayangi Mereka “Bagaimana mungkin? Mereka menyakiti saya, kenapa harus memaafkan dan menyayangi mereka?” Anda adalah orang yang beruntung. Anda adalah orang baik, orang yang mulia, orang yang berakhlaq mulia. Anda tidak suka menyakiti, tidak suka memaki, tidak suka merendahkan, Anda tidak memfitnah. Artinya Anda beruntung memiliki sikap mulia. Jangan kotori dengan membalas mereka. Jika Anda membalas, artinya Anda sama saja dengan mereka. Jangan rendahkan diri Anda. Justru, jadilah orang yang lebih baik. Bukan dengan cara menyombongkan diri, justru dengan memiliki jiwa pemaaf dan pengasih. Maafkan mereka. Bukan untuk mereka, tapi untuk kebaikan diri Anda sendiri. Memaafkan sebenarnya untuk kepentingan diri sendiri. Do’akan mereka, agar mereka menyadari kesalahan mereka. Mungkin mereka sedang dalam kondisi tidak baik. Mungkin mereka tidak bahagia. Semoga Allah segera memperbaiki kondisi mereka dan membahagiakan mereka sehingga tidak lagi bersikap negatif. Mungkin Ini Cara Allah Untuk Memperbaiki dan Mendewasakan Anda Terlepas apakah yang dikatakan orang tentang Anda itu benar atau tidak, tapi jika kita menyikapinya dengan positif, itu akan berakibat baik untuk kita. Mungkin, ini cara Allah untuk memperbaiki dan mendewasakan kita. Kita terlatih, lebih kalm, lebih tenang, saat menghadapi hal-hal yang menyakitkan. Ketenangan akan mendatangkan hikmah. Jika kita sakit hati atau emosi, bisa saja kita lepas atau tidak berhasil menangkap makna dari apa yang terjadi. Ketenangan memberikan kesempatan kepada kita untuk berpikir lebih jernih, sehingga mampu menangkap makna dan hikmah yang besar dari setiap kejadian. Saya Sadar Ini Sulit, Tapi Insyaa Allah Bisa Jika Anda pikir, bahwa untuk memiliki sikap ideal itu sulit, maka saya setuju dengan Anda. Saya sendiri mengalami kesulitan itu dan sampai saat ini belumlah sempurna. Tapi saya yakin, jika kita terus berusaha, semakin hari akan semakin baik. Tidak apa-apa, jika saat mencoba Anda masih gagal. Yang penting jangan menyerah. Teruslah mencoba untuk selalu tenang dan menyikapi segala kata-kata menyakitkan. Kata pada diri Anda, kalau Anda bisa bershabar. Yakinlah, yakinlah. Tumbuhkan kesadaran kalau diri Anda jauh lebih penting dari sekedar cemoohan itu. Saya menulis ini bukan berarti saya sudah menjadi orang yang bijak. Tidak. Tapi ini adalah hasil pengalaman saya belajar memperbaiki diri. Saya bagikan kepada Anda, agar kita bisa sama-sama belajar. Semoga Allah menjadikan kita orang yang mulia dengan kesabarannya. Dan bagaimana pun kata-kata menyakitkan itu datang, tidak akan menghancurkan motivasi kita.

Membangkitkan Semangat Kerja

Langkah2 Cara Membangkitkan Semangat Kerja Anda merasa memerlukan membangkitkan semangat kerja yang mulai menurun? Banyak penyebab seseorang yang motivasi kerjanya mulai turun. Mulai dari ketidak puasan terhadap perusahaan atau atasan, lingkungan yang kurang menyenangkan, rekan kerja yang kurang kita sukai, termasuk kondisi ekonomi yang tidak stabil. Pertanyaanya, saat semangat dalam bekerja menurun, apakah kita mengikutinya? Kita biarkan semangat turun, akhirnya prestasi kita jeblok. Apakah ini akan baik? Atau membuat segalanya makin buruk. Anda bisa saja di PHK, bisa saja terjalin hubungan yang tidak baik, bahkan bisa mengganggu kesehatan. Emosi yang terus negatif akan mengganggu kesehatan. Berikut ada 7 langkah bagaimana membangkitkan semangat kerja. 1 Cara Membangkitkan Semangat Kerja Ingat Niat Kerja Apa sich niat Anda bekerja? Saya kita sudah banyak yang faham. Kerja memang mengharapkan gaji setiap bulan. Tapi untuk apa gaji itu? Untuk menafkahi keluarga. Dan ini adalah kewajiban, ini adalah bagian dari ibadah. Jadi, niat bekerja itu sesungguhnya adalah ibadah. Jika niat ibadah, artinya kita bekerja bukan untuk atasan, bukan untuk perusahaan, bukan untuk rekan kerja. Semua itu hanya wasilah. Tapi sebenarnya kita bekerja untuk Allah. Ibadah itu untuk Allah, sehingga rasanya tidak layak kita bekerja sekedarnya. Yuk, kita luruskan kembali niat kita bekerja sebagai salah satu ibadah. Untuk itu, maka tekadkan pada diri kita untuk bekerja lebih semangat lagi. 2 Ingat Tujuan, Cita-cita, dan Harapan Selain bekerja itu sebagai ibadah, bekerja juga sebagai jalan kita meraih tujuan, cita-cita, dan harapan kita. Apakah Anda memiliki cita-cita untuk meraih jenjang karir yang lebih tinggi? Tunjukan dengan semangat tinggi. Jika Anda ingin bekerja untuk mendapatkan gaji lebih besar, tunjukan dengan semangat yang tinggi. Bahkan, jika Anda akan pensiun dalam beberapa tahun lagi, tidak ada salahnya bekerja dengan semangat tinggi sebagai contoh untuk generasi muda dan meninggalkan kesan positif bagi perusahaan dan rekan kerja Anda. Mengingat tujuan, cita-cita, dan harapan Anda adalah salah satu cara membangkitkan semangat kerja. 3 Untuk Siapa Saja Anda Bekerja Cara selanjutnya membangkitkan motivasi kerja adalah dengan mengingat untuk siapa kita bekerja? Untuk keluarga bukan? Untuk mereka yang Anda sayangi dan menyayangi Anda. Jangan kecewakan mereka dengan semangat kerja yang rendah. Justru Anda harus menjadi contoh bahwa Anda begitu semangat dalam bekerja. Sejauh mana semangat Anda, sadar tidak sadar, akan membekas di pikiran bawah sadar keluarga Anda. Anak-anak akan meneladani Anda. Bagi Anda yang belum berkeluarga, mungkin Anda ingin membahagiakan orang tua Anda. Berbakti kepada orang tua adalah satu ibadah, bahkan ibadah dengan pahala yang besar. Sebaliknya, durhaka adalah dosa yang besar. Pantaskah kita bekerja dengan semangat yang lembek padahal untuk berbakti kepada orang tua? 4 Sadari Apa Yang Menjadi Perusak Semangat Anda Anggaplah Anda sudah semangat kembali dengan 3 langkah diatas. Mungkin Anda akan mengatakan, tapi … Ya, ada banyak hal yang bisa merusak semangat kerja Anda seperti disebutkan diatas. Silahkan Anda sadari, apa saja sich yang merusak semangat Anda. Apakah gaji yang kecil, tidak puas dengan perusahaan, tidak puas dengan atasan, kecewa dengan rekan kerja, bekerja tidak sesuai passion? Apa lagi? 5 Renungkan Mana Yang Lebih Penting Sekarang renungkan. Mana yang lebih penting, apakah niat ibadah ditambah cita-cita Anda ditambah orang-orang yang Anda sayangi atau perusak semangat Anda? Saya yakin, ibadah karena Allah jauh lebih penting dibandingkan atasan yang cerewet. Saya yakin, cita-cita Anda untuk hidup lebih baik, jauh lebih penting dibandingkan rekan kerja yang usil. Orang-orang yang kita cintai pun, jauh lebih penting dari masalah apa pun yang ada. Jangan sampai, hal-hal terpenting dalam hidup Anda dikalahkan oleh pengganggu-pengganggu itu. 6 Yakinlah Bahwa Diri Anda Mampu Yakinlah bahwa diri Anda mampu mengatasi, mampu bertahan, dan mampu menghadapi semua perusak motivasi Anda. Anda mampu, sebab Allah tidak akan membebani kita di luar kemampuan kita. Pancangkan tekad dalam hati Anda, bahwa Anda TIDAK AKAN KALAH, demi ibadah kepada Allah, demi cita-cita Anda, dan demi orang-orang yang Anda sayangi. Tekadkan dan yakinlah Anda mampu! 7 Resapkan Ke Dalam Sanubari Buatlah catatan renungan dari langkah 1 sampai langkah 6. Saya yakin, jika Anda mengikutinya Anda sudah semangat lagi. Namun, agar semangat itu lebih tahan lama, resapkan ke dalam sanubari Anda. Caranya adalah dengan membuat catatan-catatan dari langkah 1 sampai 6 yang membuat Anda semangat. Dengan mencatat saja, itu akan lebih kuat tertanam dalam pikiran Anda. Apalagi jika Anda baca kembali pada kesempatan-kesempatan tertentu secara rutin. Perusak-perusak Motivasi Itu Bisa Anda Atasi Ada beberapa hal yang bisa merusak atau menurunkan motivasi kita saat bekerja. Jika Anda mengetahui teknik-tekniknya, semua itu bisa dengan mudah diatasi dan Anda bisa mendapatkan motivasi Anda segera. Apa saja penyebab-penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Saya sudah bahas di video Instant Motivation Weapon. Penutup Motivasi atau semangat jangan dianggap enteng. Saat motivasi Anda turun, kerja Anda jelek, maka ini bisa merusak karir Anda, bahkan saat Anda berniat akan pindah. Untuk itu harus segera dibangkitkan kembali, jangan dibiarkan dengan ketujuh langkah cara membangkitkan semangat kerja.

Minggu, 28 September 2014

Kurma Madinah

Ketika Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya untuk segera berangkat ke Tabuk menghadapi kaum kafir, mereka semua bersegera menyambutnya. Hanya beberapa orang sahabat yang tidak mengikuti peperangan tersebut, selain orang tua, para wanita dan anak-anak serta orang-orang munafik. Panen korma hampir tiba dan masa itu musim panas yang terik sedang melanda, sementara perbekalan dan persenjataan yang dimiliki sangat minim, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabatnya r.ahum. tetap berangkat. Diwaktu itulah keimanan dan pengorbanan para sahabat diuji. Orang-orang munafik mulai menyebarkan desas-desus dan menghasut para sahabat r.ahum. agar tidak meninggalkan kebun kurma mereka dan tidak menyertai peperangan tersebut. Hasutan para munafiqin itu tidak hanya kepada para sahabat r.ahum. tetapi istri para sahabat r.huma. pun tidak luput dari hasutan mereka. Mereka para munafiqin itu berkata, "suami-suami kalian pergi ke Tabuk sementara kurma di kebun-kebun kalian sebentar lagi ranum, siapakah yang akan mengurusnya. Mereka meninggalkan kesempatan yang bagus ini dan pergi meninggalkannya begitu saja". Istri-istri para sahabat itu menjawab dengan keimanan mereka, "pencari rezeki telah pergi dan pemberi rezeki telah datang". Pada masa itu Rasulullah SAW dan para sahabat r.ahum. dengan pertolongan Allah SWT kembali dari peperangan dalam waktu yang sangat singkat. Allah SWT menjaga kebun-kebun kurma dan keluarga mereka. Tidak satupun buah kurma yang telah masak itu jatuh dari tangkainya, panen mereka berlipat ganda hasilnya dan walaupun demikian harga kurma Madinah saat itu mencapai harga tertinggi sehingga para sahabat r.ahum. tidak mendapatkan kerugian sedikit pun. Sampai saat ini kurma Madinah adalah yang paling digemari dan terkenal di mana-mana.

Si Miskin Vs Si Kaya

Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, "Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, "wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.